konten 1
konten 2
konten 3

Kamis, 04 Desember 2014

Kesusastraan Lama Pengaruh HIndu






 



                                                                                                                                           




BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang Masalah
Periodisasi sastra lama di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan pengaruh dan periode, berdasarkan pengaruh dibagi menjadi empat, yaitu 1). dianggap tidak ada asing; 2). Kesusastraan pengaruh Hindu; 3). Kesusastraan pengaruh Arab/Persia; dan kesusastraan pengaruh Barat. Sementara itu, berdasarkan periodenya dibagi menjadi lima, yang meliputi: 1). Periode sebelum tahun 700/ Kerajaan Melayu; 2). Periode tahun 700 s.d. 1500/ Sriwijaya, Malaka; 3). Periode tahun 1500 s.d. 1800/ Aceh, Johor; 4). Periode tahun 1800 s.d. 1920/ Abdullah; dan 5). Periode tahun 1920 s.d. 1928/ Balai Pustaka.
 Periodisasi sastra lama salah satunya berdasarkan pengaruh adalah kesusastraan yang dipengaruhi oleh Hindu. Karya sastra pengaruh Hindu adalah Mahabharata dan Ramayana. Kedua kitab ini merupakan wiracarita (epos atau cerita pahlawan). Wiracarita Mahabharata dan Ramayana merupakan karya sastra India yang sangat masyur. Di Indonesia keduanya sangat digemari masyarakat. Diketahui bersama, bahwa Negara India sebagian penduduknya beragama Hindu, sehingga karya sastranya pun mampu mempangaruhi kesusastraan lama yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, dalam Makalah ini penyusun memberikan judul “Kesusastraan Lama Pengaruh Hindu”.

1.2        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut.
1)      Bagaimanakah cerita Mahabharata yang beredar di Indonesia?
2)      Bagaimanakah cerita Ramayana yang beredar di Indonesia ?
3)      Apa perbedaan cerita Mahabharata dan Ramayana?
4)      Bagaimana persebaran pengaruh Hindu ke Indonesia?
5)      Mengapa Ramayana dan Mahabharata termasuk pengaruh Hindu dalam perkembangan sastra lama di Indonesia ?

1.3        Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penulisan Makalah adala sebagai berikut.
1)      Menjelaskan cerita Mahabharata yang beredar di Indonesia.
2)      Menjelaskan cerita Ramayana yang beredar di Indonesia.
3)      Mengetahui perbedaan cerita Mahabharata dan Ramayana.
4)      Menjelaskan persebaran pengaruh Hindu ke Indonesia.
5)      Mengetahui penyebab/alasan cerita Ramayana dan Mahabharata termasuk pengaruh Hindu dalam perkembangan sastra lama di Indonesia.

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Cerita Mahabharata
Tema pokok Mahabharata adalah kebenaran mengalahkan kebatilan. Oleh penulisnya tema ini diberi latar belakang tata kehidupan, yaitu soal agama dan etika (dharmacastra), soal politik dan pemerintahan (arthcastra), serta filsafat dan ajaran kebebasan (moksacastra).
Kisah Mahabharata disusun oleh wiyasa, kisah ini terbentuk dari bait-bait seloka. Kisah mahabharata terbagi oleh delapan belas bagian cerita atau delapan belas parwa.
1.      Adiparwa
2.      Saba parwa
3.      Aranya parwa
4.      Wirata parwa
5.      Udyoga parwa
6.      Bisma parwa
7.      Drona parwa
8.      Karma parwa
9.      Salya parwa
10.  Saupti kaparwa
11.  Stri  parwa
12.  Santi parwa
13.  Anusasana parwa
14.  Aswamedaparwa
15.  Asramawasikaparwa
16.  Mausalaparwa
17.  Mahaprastanikaparwa
18.  Suargarohanaparwa

Dalam bahasa indonesia cerita mahabharata terbagi atas empat, yaitu:
1.      Hikayat pandawa lima
2.      Hikayat pandawa pancakakawin
3.      Hikayat perang pandawa jaya
4.      Hikayat sang boma
Dalam bahasa Jawa Kuna parwa-parwa ditulis dalam bentuk prosa. Ada juga yang diubah dalam bentuk puisi kakawain, yaitu puisi yang dikembangkan dari puisi India Kuno yang disebut Kawiya. Kawiya kakawin dibagi lima bagian.
1.      Barata Yuda merupak inti cerita Mahabharata yaitu perang besar kurawa dan pandawa.
2.      Kakawin Arjuna Wiwaha menceritakan perkawinan Arjuna dengan Supraba, kisah ini merupakan sindiran perkawinan Raja Airlangga (petikanwana parwa).
3.      Kakawin Kresnayana menceritakan perkawinan Krisna dan Rukmini.
4.      Bomakawia merupakan kisah Samba putra Kresna memperistri Yajnyawati, setelah Boma dikalahkan Kresna.
5.      Gatotkaca Sraya berkisah tentang perkawinan Abimanyu dengan Siti Sundari yang mendapatkan hambatan dari Baladewa akan tetapi terlaksana berkat bantuan Gatotkaca
Menurut karya sastra jawa baru mahabharata terbagi atas empat kisah, yaitu:
1)      Arjuna Wijaya;
2)      Arjuna Sasrabau;
3)      Bimasuci; dan
4)      Nawaruci.
Pada awalnya Mahabharata berbahasa Sansekerta kemudian sekitar abad ke-10 yakni pada pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh Ananta Wikrama Tungga Dewa di Jawa Timur tahun 991s.d. 1007 M diubah dalam bahasa Jawa. Menurut Dr.Th.Piggeaud kisah Mahabharata terjadi pada zaman raja Airlangga di Kahuripan.
Proses pengindonesiaan Mahabharata mengakibatkan terjadinya pengubahan tokoh, cerita, latar, yang disesuaikan dengan pola hidup dan kebudayaan setempat, yaitu tokoh pahlawan sebagai nenek moyang raja-raja di jawa.
Ringkasan cerita Mahabharata:
Syantanu, Raja Hastnapura ( Delhi ), pergi berburu dan menemui seoarang perempuan yang cantik sekali ditepi sungai. Lalu perempuan itu dikawininnya. Dia berjaji tidak akan menegur segala perbuatan istrinya. Istrinya pun melahirkan tetapi anak yang dilahirkannya satu persatu dihanyutkannya ke sungai. Ketika hendak menghanyutkan anak kedelapannya ke sungai, Syantanu membesakan anaknya itu dan melarang istrinya membuang anaknya. Tetapi ternyata istrinya mempunyai alasan kenapa anak-anaknya dihanyutkan ke sungai, ternyata anak-anak mereka terkena kutukan  dan yang diselamatkan oleh syantanu juga telah terkena kutukan oleh  seorang resi.anak yang terkena kutukan itu tidak boleh tinggal dengan syantanu. Dan anak yang dilahirkan itu bernama Bhisma yang gagah berani.
Selang beberapa lama, Syantanu pergi berburu pula. Kali ini dia ditemani oleh Satyawati, anak angkat dari raja Kail. Sedangkan Bhisma dijadikan masygul oleh raja Kail. Bhisma juga mengetahui kenapa ia dijadikan kemasygulan  ayahnya itu dan pergi membawa Satyawati ungtuk ayahnya dan bersumpah tidak akan kawin. Hatta Syantanu pun berangkat dan disusul oleh anaknya tidak lama kemudian. Anaknya meninggalkan dua istrinya yaitu Ambika dan Ambalika. Ambika dan Ambalika disuruh melakukan hubungan badan dengan seorang pertapa sakti untuk mendapatkan anak. Pertapa itu iyalah Wysa yang janggutnya panjang sampai ketanah dan busuk pula. Bila dia memeluk Ambika , Ambika menetuk matanya sehingga anak yang di lahirkannya, Dhretaratra buta. Sedangkan dia memeluk Ambalika, Ambalika pun pucat, sehingga anak yang dilahirkan, Pandu mejadi pucat.
Pandu mempunyai dua orang istri, Kunti dan Madri. Akerna pernah dikutuk oleh pertapa, pandu tidak boleh menjamah istrinya. Pernah suatu ketika kunti memuja dewa dan ia akan dianugrahi 5 orang anak. Untuk mengujinya maka, Kunti pun memuja Dewa Surya (matahari ) dan mendapatkan anak, tapi pada waktu itu anaknya dibuang karena belum sama kawin.
Pada suatu hari, setelah kelhiran anak-anaknya Pandu bertamasya kehutan rimba. Melihat alam yang begitu indah, timbul rasa birahinya. Pandu mencoba memeluk mandri dan akhirnya jatuh mati. Madri membela kematian suaminya.
Sesudah kemangkatan Pandu, Dhretarastra lalu naik kerajaan. Dhrestarastra mencari seorang guru yang mahir untuk mendidik ananknya (para dewa )  bersama-sama dengan putra adiknya para Pandawa. Guru yang dicari untuk mengajar adalah Drona, Bhradwaja. Konon kabarnya Drona dulu Drona pernah dalam kemiskinan dan meminta tolong kepada teman akrabnya tetapi tidak dilayani dan akhirnya Drona mengajar beberapa murid untuk membalas dendam. Pada suatu hari, Drona  mengumpulkan para putra raja  dan minta supaya mereka mengerjakan satu perkara dan tidak seoarngpun menjawab.  Hanya pandawa yang ketiga, Arjuna,  menyatakan kesediaan menolong gurunya, karena itu pula Arjuna menjadi murid kesayangan Drona.
Arjuna menjadi pemanah yang pandai sekali. Tapi pada suatu hari ia bertemu dengan seorang pemuda yang lebih pandai memanah darinya. Pemuda yang dimaksud adalah Eklawya, Ajuna pun memberitaukan hal ini kepada Drona, lalu Drona bertanya kepada Eklawya siapa gurunya. Kemudian Eklawya menunjukkan patung Drona yang ada disana tahulah Drona yang sudah terjadi dan meminta upah kepadanya. Upahnya ialah ibujari Eklawya. Sesudah memberikan ibu jarinya, Eklawya kehilangan kekuatannya. Arjuna pun menjadi pemanahan yang tak ada tolak badingnya pada zaman itu. Pada suatu hari sayembara diadakan oleh raja Dhretasatra. Para Pandawa, Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula dan Sadewa, sudah berkumpul di medan sayembara. Demikian juga para kurawa dibawah pimpinan Duryodhana. Pertarungan Bhima dan Duryodha sedemikian hebatnya, sehingga Drona merasa perlu menghentikan permainannya, takut kalau jadi perkelahian. Sekarang Drona meminta ganjaran dari para muridnya. “Tangkaplah Drupada, Raja Pancala”, datang menghadap saya. Mula-mula para Kurawa dengan bantuan Karna, pergi menangkap Drupada, tetapi sia-sia saja. Kemudian para Padawa pun pergi. Dengan mudah saja Arjuna menangkap Drupada dan membawanya menghadap Drona. Drona melepaskan Drupada , tujuannya hanya ingin membuat malu saja, lalu Drupada berniat membalas dendam.
Dhretarastra berfikir untuk mengkat Yudhistira menjadi raja, karna memang kerajaan milik ayah Yudhistira. Dalam pada itu, nama Pandawa sudah dikenal dimana-mana karna keperwiraan mereka. Doryodhana anak Dhretarastra sangat dengki kepada para Pandawa. Doryodhana membuat istana yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar di Warnawata. Ia memuji keindahan istananya dan membujuk para pandawa untuk menempatinya. Seorang mentri yang setia, Widura, member tau para Pandawa tentang tipu muslihat Doryodhana dan meminta mereka berhati-hati. Karena itu, suatu waktu kemudian, ketika istana terbakar para Pandawa bisa menyelamatkan diri. Sesudah itu merekapun hidup sebagai Bharmana.
Raja Pancala, Drupada, mengadakan sayembara untuk memilih menantu. Barang siapa yang dapat melentuk panah pusakanya, akan dikawinkan dengan Drupadi, anaknya yang rupawan. Tidak seorangpun yang bias melakukannya, ketika Karna hendak melenturkan panah, Drupadi berteriak “ saya tak mau kawin dengan anak tukang kandang”. Terpaksalah Karna mengundurkan diri. Keluarlah Arjuna mencoba kepandaiannya. Lima kali Arjuna memanah. Setiap kali anak panahnya mengena cincin yang tergantung tinggi. Para Brahman bersorak gembira. Tetapi para raja marah, tak patut Brahmana diambil menjadi mantu. Krisna memberi tahu kepada raja bahwa Ajuna sebenarnya bukan Brahmana, melainkan anak Pandu. Pedamaian pun dicapai. Para Pandawa membawa Drupadi pulang ketempat mereka. Mereka memberi tahu Kunti, ibu mereka bahwa meraka mendapat hadiah besar hari itu, Kunti menjawab “Nikmatilah hadiah itu bersama-sama”.
     Baru kemudian Kunti mengetahui, bahwa hadiah itu dalah seorang perempuan. Apa boleh buat, perkataan tidak dapat diubah. Drupadi lalu menjadi istri bersama para Pandawa. Di hutan belanta, para Pandawa membangun istana yang indah. Hutan belanta menjadi negeri yang kaya raya. Dan Yudhistira pun mengadakan korban pertabalan (Rajasuya). Semua raja yang besar-besar diundang ke Ibukota oleh para Pandawa. Pada hari pertabalan, Krina dipilih menduduki tempat pertama. Seorang tamu sisupala tidak setuju. Yudhistira dan Bhisma sangat marah. Bhisma bangun menceritakan sejarah sisupala, bahwa jika ia berani mengganggu Krisna samapai seratus kali, ia akan mati sendiri. Sisupala makin marah, mau menetak Krisna, Karena ini adalah gangguan yang ke-101 kali, Sisupala lalu mati seperti yang diramalkan. Duryodhana juga ikut hadir dalam pertabalan Yudhistira. Ia tinggal di istana Yudhistira dan menyaksikan dengan mata sendiri segal perlengkapan istana yang indah-indah. Hatinya semakin dengki. Sekembali dari istana Yudhistira, ia mencari jalan untuk membinasakan para Pandawa. Duryodhana  tahu bahwa Yudhistira jujur atau kuat memegang janjinya, tetapi mempunyai kelemahan, yaitu suka berjudi. Dalam rentan tahun yang agak lama banyak kejadian yang terjadi dalam dalam hutan, salah satu yang terjadi adalah peperangan Pandawa .

2.2     Cerita Ramayana
Ramayan disusun oleh Resi Walmiki. Kisah ramayana terdiri atas 24 ribu seloka, setiap seloka terbagi dalam tujuh kanda, yaitu:
1.      Bala Kanda (Kitab tentang masa muda)
Raja Dasarata di Kerajaan Ayodya
Permaisuri Kausalya menurunkan Rama, Permaisuri Kaikayi menurunkan Barata sedangkan Permaisuri Sumitra menurunkan Laksmana dan Satrugna.
2.      Ayodya Kanda (Tragedi di Ayodya)
Kisah ini menceritakan Kaikayi yang mengingatkan janji Dasarata bahwa Barata menggantikan raja, sedangkan Rama dibuang ke hutan selama 14 tahun, istrinya Sinta dan Laksmana ikut serta bersama Rama.
3.      Aranya Kanda (Kitab Rimba)
Rama mendapatkan cobaan di hutan sedangkan Sinta dibawa lari oleh Rahwana ke Langka Pura dan Rama dibantu Sugriwa.
4.      Kiskinda Kanda (Prkelahian di Kiskinda)
Perkelahian Sugriwa dan Subali. Hanuman putra Raja Wayu menjadi Duta Rama.
5.      Sundara Kanda (tentang keindahan)
Pertemuan Hanuman dan Sinta.
6.      Yuddha Kanda (peperangan)
Rama melawan rahwana . Wibisana adik Rahwana ikut Rama. Kumbakarna melawan Rama bukan untuk membela Rahwana tetapi untuk membela tanah airnya.
7.      Utara kanda (kitab penghabisan)
Sinta diragukan kesuciannya sehingga dibuang ke hutan dan di tolong oleh Resi Walmiki, Sinta melahirkan putra kembar yang memiliki nama Lawa dan Kusa.
Awalnya kisah ramayana hanya terdiri dari enam kanda saja. Namun, terdapat pengubahan baru berisi kisah kehidupan Sinta yang terdapat pada Utara Kanda.
Ringkasan Cerita Ramayana:
Prabu Janaka, Raja Kerajaan Mantili memiliki seorang puteri yang sangat cantik bernama Dewi Shinta.Untuk menentukan siapa calon pendamping yang tepat baginya, diadakanlah sebuah sayembara.Rama Wijaya, Pangeran dari Kerajaan Ayodya akhirnya memenangi sayembara tersebut. Prabu Rahwana,pemimpin Kerajaan Alengkadiraja sangat menginginkan untuk menikahi Dewi Shinta.  Namun,setelah mengetahui siapa Dewi Shinta,ia berubah pikiran.Ia menganggap bahwa Dewi Shinta merupakan jelmaan Dewi Widowati yang telah lama ia cari-cari.Rama Wijaya beserta Shinta,istrinya, dan ditemani oleh adik lelakinya,Leksmana,sedang berpetualang dan sampailah ke Hutan Dandaka.
Di sini mereka bertemu dengan Rahwana yang begitu memuja Dewi Shinta dan sangat ingin memilikinya.Untuk mewujudkan gagasannya,Rahwana mengubah salah satu pengikutnya bernama Marica menjadi seekor kijang yang disebut Kijang Kencana dengan tujuan memikat Shinta.Karena tertarik dengan kecantikan kijang tersebut, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya.Rama menyanggupi dan meninggalkan Shinta yang ditemani Leksmana dan mulailah dia memburu kijang tersebut.Setelah menunggu lama,Shinta menjadi cemas karena Rama belum datang juga.Ia meminta Leksamana untuk mencari Rama.Sebelum meninggalkan Shinta,Leksmana membuat lingkaran sakti di atas tanah di sekeliling Shinta untuk menjaganya dari segala kemungkinan bahaya.Begitu mengetahui bahwa Shinta ditinggal sendirian,Rahwana mencoba untuk menculiknya namun gagal karena lingkaran pagar pelindung yang menjaganya.Kemudian ia mengubah diri menjadi seorang Brahmana.Shinta jatuh kasihan terhadap Brahmana yang tua tersebut dan hal tersebut membuatnya keluar dari lingkaran pelindung.
Akibatnya,Rahwana yang menjelma menjadi Brahmana tua tersebut berhasil merebut dan membawanya terbang ke Kerajaan Alengka. Rama berhasil memanah kijang yang dikejarnya,namun tiba-tiba kijang tersebut berubah menjadi raksasa.Terjadilah perkelahian antara Rama dengan raksasa tersebut.Raksasa tersebut akhirnya dapat dibunuh Rama menggunakan panahnya.Kemudian tibalah Leksama dan meminta Rama untuk segera kembali ke tempat di mana Shinta berada.Dalam perjalanan ke Alengka,Rahwana bertemu dengan burung garuda bernama Jatayu.Mereka kemudian terlibat pertengkaran karena Jatayu mengetahui bahwa Rahwana menculik Dewi Shinta yang anaknya Prabu Janaka,teman dekatnya.Sayangnya,Jatayu berhasil dikalahkan oleh Rahwana saat mencoba membebaskan Shinta dari cengkeraman Rahwana.Mengetahui bahwa Shinta tidak lagi berada di tempat semula,Rama dan Leksmana memutuskan untuk mencarinya.Dalam perjalanan pencarian tersebut,mereka bertemu dengan Jatayu yang terluka parah.Saat bertemu pertama kali tersebut,Rama mengira bahwa Jatayulah yang menculik Shinta sehingga ia berniat membunuhnya namun Laksmana mencegahnya.Jatayu menjelaskan apa yang terjadi sebelum akhirnya ia meninggal.Tidak lama kemudian,seekor kera putih bernama Hanoman tiba.Ia diutus oleh pamannya,Sugriwa,untuk mencari dua pendekar yang mampu membunuh Subali. Subali adalah serang yang telah mengambil Dewi Tara,wanita kesayangan Sugriwa.Setelah dipaksa,akhirnya Rama memutuskan untuk membantu Sugriwa.Pada saat Subali,Dewi Tara dan anak lelakinya sedang berbincang-bincang,tiba-tiba datanglah Sugriwa dan langsung menyerang Subali.Sugriwa yang dibantu oleh Rama akhirnya mampu mengalahkan Subali.Sugriwa berhasil merebut kembali Dewi Tara.Untuk membalas kebaikan Rama,Sugriwa akan membantu Rama mencari Dewi Shinta.Untuk tujuan ini,Sugriwa mengutus Hanoman untuk mencari tahu mengenai Kerajaan Alengka.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUj4NebxE_Sp21_t4sfiihESGdP8oEz1rSGeAtZYRoDdNJapHSi4Xv9kn7r-IN8UnsB8ytrKibn3CNJcDIxkFb7V1eGrxLNdpPapwV4cD120qisgKr1wXOi_O1aM-XVhx5x6XN4ENwrHk/s1600/Lord-rama.jpgKemenakan Rahwana,Trijata,sedang menghibur Shinta di taman.Rahwana datang untuk meminta kesediaan Shinta menjadi istrinya.Shinta menolak permintaan tersebut.Hal ini membuat Rahwana kalap dan mencoba membunuhnya namun Trijata menghalanginya dan memintanya untuk bersabar.Trijata berjanji untuk merawat Shinta.Saat Shinta merasa sedih,ia tiba-tiba mendengar nyanyian indah yang disuarakan oleh Hanoman,si kera putih.Hanoman memberi tahu Shinta bahwa ia adalah utusan Rama yang dikirim untuk membebaskannya.Setelah menjelaskan tujuannya,Hanoman mulai mencari tahu kekuatan seluruh pasukan Alengka.Ia kemudian merusak taman tersebut.Indrajit,anak lelaki Rahwana,berhasil menangkap Hanoman namun Kumbokarno mencegahnya untuk membunuhnya dan Hanoman dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar.

Namun saat dibakar,Hanoman berhasil lari dan justru membakar kerajaan dengan tubuhnya yang penuh kobaran api.Segera setelah membakar kerajaan,Hanoman datang kepada Rama dan menjelaskan apa yang telah terjadi.Rama kemudian pergi ke Alengka disertai dengan pasukan kera.Ia menyerang kerajaan dan membuat pasukan Alengka kocar-kacir setelah Indrajit sebagai kepala pasukan kerajaan berhasil dibunuh.Rahwana kemudian menunjuk Kumbokarno raksasa yang bijaksana untuk memimpin pasukan dan menyerang kerajaan Alengka.Namun kemudian Kumbokarno berhasil dibunuh oleh Rama dengan panah pusakanya.Rahwana mengambil alih komando dan mulai menyerang Rama dengan bala tentara seadanya.Rama akhirnya juga berhasil membunuh Rahwana.Dibawa oleh Hanoman,mayat Rahwana diletakkan di bawah gunung Sumawana.Setelah kematian Rahwana, Hamonan menjemput Shinta untuk dipertemukan dengan Rama.Namun Rama menolak Shinta karena ia berpikir bahwa Shinta sudah tidak suci lagi.Shinta kecewa dan untuk membuktikan kesetiaannya kepada suaminya,ia menceburkan diri ke dalam kobaran api dan membakar diri.Karena kesuciannya dan atas bantuan Dewa Api, ia tidak terbakar dan selamat.Hal tersebut membuat Rama bahagia dan akhirnya menerimanya kembali menjadi istrinya.

2.3     Perbedaan Mahabharata dan Ramayana
Pembahasan tentang cerita Mahabharata dan Ramayana di atas dapat dibedakan dalam tabel sebagai berikut.
No.
Pembeda
Mahabharata
Ramayana
1.    
Tema
Kebenaran mengalahkan kebatilan.
Cerminan kehidupan yang baik dari rama dan Sinta.
2.    
Pengarang
Wyasa
Resi Walmiki
3.    
Pengelompokan
18 bagian cerita (parwa)
7 kanda/ sapta kanda
4.    
Bentuk
Bait-bait seloka
Seloka, terdiri atas 2400 seloka.
5.
Masa
Abad X (pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh Ananta Wikrama Tungga Dewa di Jawa Timur tahun 991 s.d. 1007 M.
-       Raja Dyah Belitung di Mataram Jateng tahun 898 s.d. 910 M.
-       Raja Daksya di Mataram tahun 910 s.d. 919 M mendirikan Candi Lara Jonggrang di Prambanan.



2.4     Persebaran di Indonesia
Persebaran pengaruh Hindu di Indonesia melalui berbagai hal, yaitu sebagai berikut.
1)      Raja Dyah Belitung di Mataram Jateng tahun 898 s.d. 910 M. Ramayana Bhatti Kawya berbahasa Sansekerta berjudul Rawana Wadha disadur ke dalam bahasa Jawa Kuna berbentuk tembang dan terkenal sebagai Ramayana Kakawin, menjadi dasar cerita Rama di relief Candi Penataran Jawa Timur pada abad XIV (DR. C. Hooykas).
Raja Daksya di Mataram tahun 910 s.d. 919 M mendirikan Candi Lara Jonggrang di Prambanan dengan relief cerita Rama yang bersumber pada cerita Rama berbahasa Tamil (India Selatan) berbentuk sage. Cerita ini masuk ke wilayah Melayu sebagai sastra lisan; Hikayat Seri Rama, Hikayat Maharaja Rawana;. Di Melayu Hikayat Seri Rama masuk ke Jawa, Raja Dakya di Mataram, dipahat di dinding Candi Loro Jonggrang abad X.
2)      Di Jawa Timur, Raja Dharmawangsa memerintahkan menyadur Mahabharata dalam bahasa Kawi (Poerbotcaroko, 1952). Menantu Dharmawangsa, Airlangga di Kauripan 1019 s.d. 1042 M, Empu Kanwa mengubah Kakawin Arjuna Wiwaha.
3)      Di Kediri, Raja Jayabaya 1135 s.d. 1157 M, pengarang Empu Sedah dan Empu Panuluh menulis Kakawin Barata Juddha.
4)      Zaman Raja Warsa Jaya di Kediri 1104 M, Empu Triguna mengarang Kakawin Kresnajaya.
5)      Abad 12, Empu Panuluh di Kediri menulis Kakawin Gatotkaca Sraya.
6)      Karya sastra yang menjadi batas antara karya sastra Hindu dan Jawa adalah Kakawin Negarakertagama, Majapahit pada zaman Hayam Wuruk tahun 1350 s.d. 1389 M Karya Prapanca tahun 1365.
7)      Pertengahan zaman Majapahit, cerita Panji dan tumbuh wayang godog Majapahit runtuh, muncul Kerajaan Islam Demak. Kebudayaan corak Islam, Hindu tidak dikembangkan.
2.5     Pengaruh Hindu dalam Sastra Lama Indonesia
Agama Hindu merupakan agama yang pertama kali memengaruhi rakyat Indonesia. Pengaruh ini tidak hanya dalam hal kepercayaan saja, tetapi juga dalam hasil-hasil kebudayaan, termasuk karya satra. Hasil sastra Indonesia lama yang mendapat pengaruh Hindu antara lain adalah Hikayat Sri Rama, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sang Boma, serta Hikayat Kalilah dan Daminah. Hikayat pada umumnya berisi kisah, cerita, dan dongeng tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama. Fungsi hikayat adalah sebagai penghibur, pelipur lara, dan pembangkit semangat juang.
















BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pengaruh Hindu terhadap sastra lama Indonesia bisa dilihat dari hasil karya cerita Mahabharata dan Ramayana. Cerita Mahabharata bercerita tentang kebenaran mengalahkan kebatilan, sedangkan cerita Ramayan berita kehidupan Rama dan Sinta. Persebaran kedua cerita ini terjaadi di kerajaan-kerajaan yang dipengaruhi oleh Hindu.
3.2 Saran
Makalah ini bisa menambah wawasan tentang sastra lama, khususnya yang mendapat pengaruh Hindu bagi pembaca. Saran dari pembaca diharapkan untuk kemajuan makalah ini ke depannya.














DAFTAR PUSTAKA
Budiyati, L.M, 2009. Sejarah Sastra Lama. Semarang: Handout.
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. 2011. Penggolongan Sastra Lama Berdasarkan Pengaruh Budaya. http://www.balaibahasajateng.web.id/index.php/read/home/infosastra_detail/19/Penggolongan-Sastra-Indonesia-Lama-Berdasarkan-Pengaruh-Budaya. Diunduh pada tanggal 7 November 2013. Pukul 15.15 WIB.
Suhardi, Untung. 2013. Ringkasan Cerita Mahabharata dan Ramayana. http://hardisanatana.blogspot.com/2013/04/ringkasan-ramayana-dan-mahabharata.html. Diunduh pada tanggal 7 November 2013. Pukul 16.23 WIB.

1 komentar: