BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sastra lama
adalah karya satra yang menggunakan bahasa melayu yang lahir pada masyarakat
lama dan berkembang sebelum Abdullah bin Abdul Qadir Al Munsji. Kesusasteraan lama
mendapat pengaruh dari berbagai budaya yaitu budaya Jawa, Hindu, Islam, dan
yang bercorak kebangsaan. Makalah ini akan membahas tentang kesusasteraan lama
yang mendapat pengaruh budaya Jawa dengan tujuan agar kita dapat memahami apa
yang dimaksud dengan sasatra lama yang mendapat pengaruh budaya Jawa.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan sastra lama
yang mendapat pengaruh budaya Jawa?
2.
Bagaimana ciri-ciri sastra lama yang
mendapat pengaruh dari Jawa?
3.
Apa saja karya sastra lama yang mendapat
pengaruh Jawa?
4.
Mengapa karya sastra tersebut termasuk dalam
karya sastra yang mendapat pengaruh Jawa?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Mendeskripsikan pengertian sastra lama
yang mendapat pengaruh Jawa
2.
Mengetahui ciri-ciri karya satra lama
yang mendapat pengaruh Jawa
3.
Memberikan contoh karya satra lama yang
mendapat pengaruh Jawa
4.
Memaparkan alasan mengapa karya sastra
tersebut termasuk karya sastra lama yang mendapat pengaruh Jawa
1.4 Manfaat
Penulisan
1.
Agar pembaca mengetahui pengertian dari
satra lama yang mendapat pengaruh Jawa
2.
Agar pembaca mengetahui ciri-ciri dari sastra
lama yang mendapat pengaruh Jawa
3.
Agar pembaca mendapat gambaran contoh
karya sastra lama yang mendapat pengaruh Jawa
4.
Agar pembaca mengetahui alasan karya
sastra tersebut termasuk dalam sastra lama yang mendapat pengaruh Jawa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sastra Lama yang Mendapat
Pengaruh Jawa
Karya sastra
lama yang mendapat pengaruh Jawa adalah karya sastra yang menggunakan bahasa
melayu yang lahir pada masyarakat lama dan berkembang sebelum Abdullah bin
Abdul Qadir Al Munsji dan mendapat pengaruh dari budaya Jawa.
Contoh karya
sastra lama yang mendapat pengaruh budaya jawa adalah cerita panji. Cerita
panji mempunyai beberapa bentuk, diantaranya dalam bentuk hikayat, syair, dan
dongeng.
Cerita panji
adalah sebuah kumpulan cerita yang berasal dari Jawa periode klasik, tepatnya dari era Kerajaan Kadiri. Isinya adalah
mengenai kepahlawanan dan cinta yang berpusat pada dua orang tokoh utamanya,
yaitu Raden Inu Kertapati (atau Panji Asmarabangun) dan Dewi Sekartaji (atau
Galuh Candrakirana). Cerita ini mempunyai banyak versi, dan telah menyebar di
beberapa tempat di Nusantara (Jawa, Bali, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina).
Cerita panji yang
beredar di negara lain agak berbeda dengan cerita panji yang beredar . Meskipun
isi cerita yang disampaikan adalah sama seperti yang beredar di Indonesia,
tetapi negara Kamboja menggunakan nama-nama yang ada dalam cerita panji seperti
Inu Kertapati menjadi Eynao dan Gunung
Putjangan menjadi Phuom Pachangan.di Indonesia, contohnya di Kamboja
Beberapa
cerita rakyat seperti Keong Mas, Ande-ande Lumut, dan Golek Kencana juga merupakan turunan dari cerita ini. Karena
terdapat banyak cerita yang saling berbeda namun saling berhubungan, cerita-cerita
dalam berbagai versi ini dimasukkan dalam satu kategori yang disebut
"Lingkup Panji" (Panji cycle).
Sebagai
suatu karya sastra yang berkembang dalam masa Jawa Timur klasik, kisah Panji
telah cukup mendapat perhatian para ahli. Ada yang telah membicarakannya dari
segi kesusasteraannya (Cohen Stuart 1853), dari segi kisah yang mandiri (Roorda
1869), atau diperbandingkan dengan berbagai macam cerita Panji yang telah
dikenal (Poerbatjaraka 1968), serta dari berbagai segi yang lainnya.
Menurut
C.C. Berg (1928) masa penyebaran cerita Panji di Nusantara berkisar antara
tahun 1277 M (Pamalayu) hingga ± 1400 M. C.C.Berg juga menambahkan bahwa
tentunya telah ada cerita Panji dalam Bahasa Jawa Kuno dalam masa sebelumnya,
kemudian cerita tersebut disalin dalam bahasa Jawa Tengahan dan Bahasa Melayu.
Berg (1930) selanjutnya berpendapat bahwa cerita Panji mungkin telah populer di
kalangan istana raja-raja Jawa Timur, namun terdesak oleh derasnya pengaruh Hinduisme yang datang
kemudian. Dalam masa selanjutnya cerita tersebut dapat berkembang dengan bebas
dalam lingkungan istana-istana Bali.
R.M.Ng.
Poerbatjaraka membantah pendapat Berg tersebut, berdasarkan alasan bahwa cerita
Panji merupakan suatu bentuk revolusi kesusastraan terhadap tradisi lama
(India). Berdasarkan relief tokoh Panji dan para pengiringnya yang diketemukan
di daerah Gambyok, Kediri. Akhirnya, Poerbatjaraka menyimpulkan bahwa asal mula
timbulnya cerita Panji terjadi dalam zaman keemasan Majapahit (atau dalam masa
akhir kejayaan kerajaan tersebut) dan ditulis dalam Bahasa Jawa Tengahan.
Penyebarannya ke luar Jawa terjadi dalam masa selanjutnya dengan cara penuturan
lisan.
Cerita
di dalam lakon panji berhubungan dengan tokoh-tokoh nyata dalam sejarah Jawa
(terutama Jawa Timur). Tokoh Panji Asmarabangun dihubungkan dengan Sri Kamesywara, raja yang memerintah Kediri sekitar tahun 1180
hingga 1190-an. Permaisuri raja ini memiliki nama Sri Kirana adalah puteri dari Jenggala, dan dihubungkan dengan
tokoh Candra Kirana. Selain itu ada pula tokoh seperti Dewi Kilisuci yang konon
adalah orang yang sama dengan Sanggramawijaya
Tunggadewi, puteri mahkota
Airlangga yang menolak untuk naik tahta.
2.2
Ciri-Ciri Sastra Lama yang Mendapat Pegaruh
Jawa
Ciri-ciri
sastra lama yang mendapat pengaruh Jawa sama halnya dengan sastra lama pada
umumnya, seperti:
1.
Tema dalam cerita berkisar pada istana sentris
2.
Berlatar
tempat di daerah Jawa
3.
Berkisah
tentang cerita percintaan dalam kerajaan di Jawa
4.
Ada
yang berbentuk hikayat, syair, dan dongeng
5.
Merupakan
milik bersama bagi masyarakat (anonim)
Ciri khusus sastra lama yang mendapat
pengaruh Jawa dengan sastra lama pada umumnya adalah bahwa sastra yang mendapat
pengaruh Jawa berkembang di Jawa dan berkisah tentang percintaan dalam kerajaan
di Jawa, seperti halnya cerita Panji yang menceritakan kisah cinta Panji dan
Candra Kirana yang merupakan kisah cinta dari Kerajaan Kediri.
2.3
Contoh Karya Sastra Lama yang Mendapat
Pengaruh Jawa
Berikut ini contoh-contoh cerita
panji dalam bentuk hikayat, syair, dan dongeng :
1.
Cerita Panji yang Berbentuk Hikayat
Ada beberapa
hikayat yang mendapat pengaruh Jawa yaitu Hikayat
Cekel Waneng Pati, Hikayat Dalang Indra
Kusuma, Hikayat Naya Kusuma, Hikayat Dewa Asmara Yaya, Hikayat Jaran kinanthi Asmara
Dana, Hikayat Kuda Semirang, Hikayat Panji Semirang, dan Hikayat Anom Mataram. Contoh Hikayat Panji Semirang:
Hikayat ini
menceritakan tentang Raden Inu Kertapati putra dari Raja Jenggala (kuripan)
yang bertunangan dengan Candra Kirana putri dari Raja Daha (sekarang Kediri),
meskipun sudah bertunangan tapi mereka belum pernah bertemu. Raja Daha sendiri
mempunyai tiga orang istri, Galuh Candra Kirana adalah putri dari permaisuri,
Mahadewi istrinya yang kedua tidak mempunyai anak, sedangkan istri yang ketiga
bernama Paduka Liku yang diketahui berwatak jahat dan pendengki. Paduka Liku
juga mempunyai seorang putri yang
bernama Galuh Adjeng. Ketika mengetahui bahwa Raden Inu meminang Galuh Candra
Kirana, Paduka Liku sangat iri dan ingin menggagalkannya dan mengawinkan Raden
Inu dengan putriya yaitu Galuh Adjeng
2. Cerita
Panji yang Berbentuk Syair
Cerita panji
juga ada yang berbentuk syair yaitu syair
ken tambuhan, syair lelakon masa kumitar, syair undakan agung udaya, syair
panji semirang, carita wayang kinudang surat gambuh. Berikut salah satu
contoh cerita panji yang berbentuk syair :
Lalulah berjalan Ken
Tambuhan
diiringkah penglipur dengan tadahan
lemah lembut berjalan pelahan-lahan
lakunya manis memberi kasihan
diiringkah penglipur dengan tadahan
lemah lembut berjalan pelahan-lahan
lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala
puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Syair ken tambuhan menceritakan
tentang percintaan Ken Tambuhan dengan Raden Inu Kertapati yang tidak disetujui
oleh permaisuri karena Raden Inu telah bertunangan dengan Candra Kirana. Untuk
memisahkan mereka, permaisuri menyuruh Inu untuk berburu lalu di saat Inu
berburu permaisuri menyuruh membunuh Ken Tambuhan.
3. Cerita
panji yang berbentuk dongeng
Cerita
panji yang berbentuk dongeng mempunyai banyak macam diantaranya yaitu Kethek Ogleng, Ande-Ande Lumut dan Panji
Klaras. Berikut ini adalah sinopsis dari Panji Klaras :
Dongeng
ini menceritakan tentang Raden Panji, putra Raja Jenggala, yang beristrikan
Sekar Taji (Candra Kirana). Di sisi lain ada seorang putri raksasa yang bernama
Ni Wadal Kardi yang menyamar sebagai Sekar Taji karena dia iri dengan Sekar
Taji yang asli, kemudian setelah menyamar sebagai Sekar Taji dia membuang Sekar
Taji yang asli ke dalam hutan dan dia menggantikan posisi Sekar Taji di istana.
Ketika
Sekar Taji yang asli dibuang di dalam hutan, dia bertemu dengan seorang pertapa
lalu dia tinggal bersama pertapa itu. Di hutan, Sekar taji melahirkan seorang
anak laki-laki yang kemudian diberi nama Panji Klaras, di istana Sekar Taji
palsu juga melahirkan seorang anak laki-laki. Keduanya, baik anak dari Sekar
Taji yang asli maupun anak dari Sekar Taji yang palsu sama-sama senang
menyabung ayam sampai suatu saat mereka di pertemukan dalam satu pertarungan
ayam yang digelar oleh kerajaan. Dalam pertemuan itu ternyata ayam dari Panji
Klaras yang menang, karena tidak menerima kekalahannya anak dari Sekar Taji
yang palsu berkelahi dengan Panji Klaras, namun akhirnya Panji Klaras membunuh
putra Raja itu. Mendengar berita tersebut Raja marah besar dan kemudian
mengejar Panji Klaras sampai ke dalam hutan. Sesampainya di dalam hutan Raja
Panji menjumpai Sekar Taji yang asli, disitulah rahasia Ni Wadal Kardi
terbongkar. Setelah itu Raja Panji kembali ke istana dan memarahi Ni Wadal
Kardi, karena sedih dan malu Ni wadal Kardi meninggalkan istana sampai-sampai
dia mati karena dimakan binatang buas. Akhirnya Dewi Sekar Taji kembali ke
istana dan hidup bahagia di istana.
2.4 Alasan
Karya Sastra Tersebut Termasuk dalam Karya Sastra yang Mendapat Pengaruh Jawa
Setelah
mengetahui kisah dari masing-masing bentuk cerita panji, berikut hasil analisis
mengapa cerita tersebut termasuk karya sastra yang mendapat pengaruh Jawa:
1. Hikayat
Panji Semirang
Alasan :
1)
Istana sentris
Pembuktian : “Dua buah kerajaan dari dua orang kakak beradik, Ratu Daha
dan Ratu Kuripan merupakan dua hal jauh berbeda.”
2)
Berlatar tempat di daerah Jawa
Pembuktian :
Kerajaan Kuripan terletak di daerah Jawa Timur, Kerajaan Daha terletak di
daerah Kediri dan Kerajaan Gagelang sekarang disebut dengan Ponorogo
3)
Bekisah tentang cerita percintaan di
daerah Jawa
Pembuktian :
menceritakan percintaan Raden Inu Kertapati dan Dewi Candra Kirana yang
notabene keduanya adalah anak dari seorang Raja
4)
Berbentuk Hikayat
5)
Anonim
Pembuktian :
tidak ada nama pengarang yang dicantumakn dalam hikayat tersebut
2. Syair
Ken Tambuhan
Alasan :
1)
Istana sentris
Pembuktian :
Raden Inu Kertapti berasal dari Kerajaan Jenggala sedangkan Ken Tambuhan adaah
seorang putri dari patih di kerajaan tersebut
2)
Berlatar tempat di daerah Jawa
Pembuktian :
Kerajaan Kuripan terletak di daerah Jawa Timur, Kerajaan Daha terletak di
daerah Kediri dan Kerajaan Gagelang sekarang disebut dengan Ponorogo
3)
Bekisah tentang cerita percintaan di
daerah Jawa
Pembuktian :
menceritakan percintaan terlarang antara Raden Inu Kertapati dan Ken Tambuhan
4)
Berbentuk Syair
5)
Anonim
Pembuktian :
tidak ada nama pengarang yang dicantumkan dalam syair tersebut
3.
Dongeng Panji Klaras
Alasan :
1)
istana sentris
pembuktian :
kemudian setelah menyamar sebagai Sekar Taji dia membuang Sekar Taji yang asli
ke dalam hutan dan dia menggantikan posisi Sekar Taji di istana
2)
berlatar tempat di daerah Jawa
pembukian :
Kerajaan Kuripan terletak di daerah Jawa Timur, Kerajaan Daha terletak di
daerah Kediri dan Kerajaan Gagelang sekarang disebut dengan Ponorogo
3)
berkisah tentang cerita percintaan di
daerah Jawa
pembuktian :
Dongeng ini menceritakan tentang Raden Panji, putra Raja Jenggala, yang
beristrikan Sekar Taji (Candra Kirana). Di sisi lain ada seorang putri raksasa
yang bernama Ni Wadal Kardi yang menyamar sebagai Sekar Taji karena dia iri
dengan Sekar Taji yang asli, kemudian setelah menyamar sebagai Sekar Taji dia
membuang Sekar Taji yang asli ke dalam hutan dan dia menggantikan posisi Sekar
Taji di istana
4)
Berbentuk dongeng
5)
Anonim
Pembuktian :
tidak ada nama pengarang yang dicantumkan dalam dongeng tersebut
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Karya sastra lama yang mendapat pengaruh
Jawa adalah karya sastra yang menggunakan bahasa melayu yang lahir pada
masyarakat lama dan berkembang sebelum Abdullah bin Abdul Qadir Al Munsji dan
mendapat pengaruh dari budaya Jawa.
Tema dalam cerita berkisar pada istana
sentris. Ciri-ciri kaerya sastra lama yang mendapat pengaruh Jawa antara lain: Berlatar
tempat di daerah Jawa, berkisah tentang cerita percintaan dalam kerajaan di
Jawa, ada yang berbentuk hikayat, syair, dan dongeng, dan merupakan milik
bersama bagi masyarakat (anonim).
Karya sastra yang termasuk di dalamnya
adalah cerita panji, cerita panji sendiri mempunyai tiga macam bentuk yaitu
berbentuk hikayat (contoh: Hikayat Panji
Semirang), berbentuk syair (contoh: Syair
Panji Klaras), dan berbentuk dongeng (contoh: Ken Tambuhan).
Karya sastra tersebut termasuk dalam
karya sastra lama yang mendapat pengaruh Jawa karena karangan tersebut bersifat
istana sentris, bercerita tentang percintaan dalam kerajaan di Jawa, berlatar
tempat di daerah Jawa dan anonim.
3.2
Saran
Selaku
mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia sudah sepatutnya mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan sastra termasuk sejarah sastra lama, salah satunya adalah mengenai
karya sastra lama yang mendapat pengaruh
Jawa
Pemuda
Indonesia juga sudah sewajarnya lebih mencintai budayanya sendiri yaitu dengan salah
satu caranya memahami cerita panji ini karena cerita tersebut termasuk dalam
sejarah dan warisan sastra yang ada di Indonesia yang harus dijaga agar tidak
lagi diakui oleh negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Baried, C.C.,
Siti Baroroh Dkk. 1987. Panji: Citra Pahlawan Nusantara.
Jakarta: Depdibud.
Budianti, L.M. 2009. Handout Sejarah Sastra Lama. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Poerbatjaraka, R.M.Ng. 1968. Tjerita Pandji dalam Perbandingan. Jakarta: Gunung Agung.
Munandar, Agus Aris. 2011. Bingkai Sejarah yang Menjadi Acuan Kisah Panji. http://hurahura.wordpress.com/2011/01/01/bingkai-sejarah-yang-menjadi-acuan-kisah-panji-2/. Diunduh pada 22/10/2013 -
21:39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar